[Resensi] Gravity - Rina Suryakusuma

Saya mendapatkan lebih dari sekedar romantis. Gravity menawarkan hal lain, mengajarkan kebijakan dalam memilih di antara dua. Ini soal jodoh, ini soal cinta. Gravity juga menawarkan teladan memaafkan seburuk apa pun masa lalu. Saya mempelajari itu semua selama 3 hari, dan saya merasa perempuan-siapa pun dia- harus membaca buku ini.

Judul: Gravity
Penulis: Rina Suryakusuma
Desain sampul: Orkha Creative
Terbit: Februari 2016
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku: 328 halaman
ISBN: 9786020325125
Harga: Rp68.000 


Memilih pasangan hidup, bukan soal perkara kamu suka dia. Ternyata banyak hal yang harus dipertimbangkan. Dan itu tugas otak atau pikiran, bukan hati. Cecilia mengalami dilema, memilih Declan atau Bernard. Kedua pria tadi sangat berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Kedua pria tadi sama-sama membuat Cecilia bahagia.

Sebenarnya, cerita tentang memilih di antara 2 pilihan bukan kisah baru. Namun dari kisah yang umum tadi, ada perbedaan dalam memutuskan siapa yang dipilih, bagaimana memilih, bagi beberapa penulis. Membicarakan Cecilia yang dilema, saya memahami apa yang dirasakannya. Declan; pria yang keren, suka traveling, dan tidak terduga. Cecilia sangat menyukainya. Dan ada lubang pada bagian ini, cinta Cecilia pada Declan ini aneh karena saya tidak memahami sisi Declan yang mana yang Cecilia sukai. Bernard; pria kantoran, hidup teratur dan penyayang binatang. Saya bisa mengikuti penulis dalam membentuk chemistry antara Cecilia dan Bernard. Karena memang keduanya dipertemukan, didekatkan dan dibuat konflik oleh penulis.

Permasalahannya, Cecilia memang sudah lama menyukai Declan. Ketidakpastian keberadaan Declan sebagai seorang petualang  yang kemudian membuat Cecilia memikirkan ulang apa yang baik untuknya dan masa depan. Beruntung Cecilia memiliki rekan kerja yang care seperti Nolan. Dan sosok Nolan ini mengingatkan kita untuk selalu mencari opsi yang netral dari orang terdekat. Bagaimana pun pendapat orang terdekat yang netral, mampu mengangkat saran-saran yang mungkin kita hapus secara sengaja atau tidak sengaja.

Percintaan ketiga tokoh tadi diramu dengan dua subplot yang mempermanis novel Gravity ini. Subplot pertama, mengenai masa lalu Cecilia yang muncul berkat sebuah foto lama. Ini yang saya bilang, bagian memaafkan masa lalu. Subplot kedua, hubungan Cecilia dan Dianne, sepupunya, yang akhirnya retak akibat niat baik Cecilia pada nasib anak sepupunya itu. Tidak semua niat baik akan berakhir baik, bisa juga hasilnya salah paham. Dan pesannya, jangan pernah menunda menyelesaikan kesalahpahaman tadi. Sebab jika diundur-undur, permasalahan akan bertambah parah dan kacau.

Di novel Gravity juga akan ditemukan banyak adegan mengharukan. Saya contohkan satu, adegan ketika mamanya Cecilia berkunjung ke Jakarta hanya demi membawakan makanan. Si Ibu mengerti jika pekerjaan Cecilia kadang membuat anaknya itu mengesamping pentingnya makan. Naluri ibu di adegan ini membuat saya terharu sekaligus merasa hangat.

“Mama khawatir padamu. Dari kemarin-kemarin kamu kan tidak sempat makan malam. Jangankan untuk urusan pribadi, makan saja kamu tidak ada waktu…” [hal. 58]
Novel Gravity memang indah. Cover yang menampilkan 2 warna kontras, seakan menunjukkan kepribadian Declan dan Bernard. Declan diwakili warna merah kekuningan, sedangkan Bernard diwakili warna biru (kayaknya nama warnanya begitu). Gaya menulis Mbak Rina juga sangat luwes. Diksinya enak. Ditambah kalimat bahasa inggris yang digunakan tidak membuat saya puyeng. Saya memang kurang menyukai novel dengan kalimat asing yang banyak bertebaran.

Berikut ini beberapa catatan saya selama membaca novel Gravity:
  1. “Foto yang baik bukanlah refleksi tentang apa yang seseorang lihat, melainkan yang bercerita tentang apa yang seseorang rasakan ketika mata mereka menangkap gambar tersebut.” [hal. 70]
  2. “Waktu orang mengatakan padamu bahwa mereka sibuk, itu bukan mengacu pada jadwal mereka, melainkan pada urutan prioritas mereka.” [hal. 150]
  3. “Tidak peduli seberapa jauh seseorang mengembara, akan ada orang-orang tertentu yang menarik mereka kembali ke arah orang-orang itu…” [hal. 229]
  4.  “… Tak ada pria yang suka dijadikan pilihan.” [hal. 268]
  5. “Suatu hubungan bisa bertahan karena dua manusia di dalamnya memutuskan untuk berusaha dan berjuang.” [hal. 290]

Mungkin bagian romantis pada novel Gravity ini akan terasa kental. Tapi pada bagian lain yang bisa dilewatkan begitu saja, ada bagian yang seharusnya diperhatikan. Keberadaan sahabat yang kerap memberikan komentar atau nasihat tak sesuai keinginan kita, bisa menjadi konflik yang kemudian kita rindukan jika dia sudah menjauh. Sahabat baik selalu akan berada di sisi mendukung kita meksi cara yang digunakannya tidak sepaham dengan kita. Itu poin yang ingin saya tegaskan yang saya dapatkan di buku ini. Mulailah menghargai dan menyayangi sahabat dekat-baik  dengan lebih hangat sejak hari ini.

Akhirnya rating yang saya berikan untuk novel Gravity sebesar 3 bintang dari 5 bintang.
:) :) :)

0 komentar:

Posting Komentar